Tuesday, 4 April 2017

lipatan

Keragaman bentuk muka bumi merupakan akibat dari adanya tenaga pembentuk muka bumi yang terbagi menjadi 2 yakni tenaga endogen dan eksogen. Pada pembahasanmacam macam tenaga endogen, ada yang disebut dengan gerak epirogenetik. Gerak ini mendorong lapisan tanah yang sifatnya plastis, sehingga membentuk suatu lipatan padakerak bumi. Apa itu lipatan? Berikut adalah uraian lengkapnya.
Pengertian lipatan (fold) adalah suatu gelombang pada lapisan tanah yang terjadi karena adanya diatropisme. Proses diatropisme merupakan suatu proses pembentukan pada lapisan bumi yang tidak dicampuri oleh aktivitas vulkanisme. Lipatan juga dapat diartikan sebagai suatu struktur geologi yang sering dijumpai pada batuan sedimen .

Macam – Macam Lipatan
Terdapat berbagai macam lipatan pada lapisan kulit bumi. Berdasarkan posisi bidang sumbunya, lipatan dibagi menjadi 6 yaitu

  1. Lipatan tegak – Lipatan ini disebut juga dengan symmetric fold. Sesuai dengan namanya, posisi bidang sumbu lipatan ini tegak lurus terhadap bidang lipatan. Bidang sumbu juga membagi antiklin dan sinklin sama besar atau simetris.
  2. Lipatan miring – Lipatan miring merupakan lipatan tegak yang mendapat tekanan terus- menerus sehingga bentuknya tidak lagi tegak melainkan miring ke salah satu sisi. Lipatan ini dikenal juga dengan sebutan asymmetric fold.
  3. Lipatan menggantung – Lipatan ini adalah kelanjutan dari lipatan miring yang terus mendapat dorongan. Sesuai dengan namanya, lipatan ini mempunyai puncak yang menggantung.
  4. Lipatan isoklinal – Isoclinal fold mempunyai bidang sumbu yang sejajar satu dengan yang lainnya. Lipatan ini disebabkan oleh adanya dorongan yang terjadi secara berkelanjutan.
  5. Lipatan rebah – Lipatan ini disebut juga overtuned fold. Puncak lipatan rebah berbentuk landai seperti suatu benda yang merebah. Penyebabnya adalah adanya dorongan secara melintang yang berasal dari satu arah saja.
  6. Lipatan sesar sungkup – Lipatan ini merupakan kelanjutan dari lipatan rebah yang terus menerus mendapat tekanan. Nama lain lipatan sesar sungkup adalah overthrust. Jika lapisan tanah yang mengalami lipatan sesar sungkup tidak cukup elastis, maka akan terjadi patahan .

Selain keenam macam lipatan di atas, ada juga jenis lipatan lain berdasarkan intensitas pelipatan. Pengelompokkan lipatan berdasarkan intensitasnya terdiri dari :

  1. Lipatan terbuka yakni lipatan yang terjadi karena proses deformasi yang lemah sehingga tidak mengalami penebalan atau pun penipisan pada lapisannya.
  2. Lipatan tertutup adalah lipatan yang terjadi karena proses deformasi yang kuat sehingga lapisan tanah mengalami penebalan atau penipisan.
  3. Drag fold merupakan lipatan yang terjadi karena adanua pergeseran antar lapisan. Lipatan ini adalah bagian dari sayap lipatan lain yang lebih besar ukurannya.


Monday, 3 April 2017

batuan beku

Bumi yang kita tempati saat ini sangat kaya akan benda dan material yang bertebaran di depan mata. Benda atau material itu tanpa kita sadari mudah ditemukan dan mempunyai manfaat yang luar biasa. Salah satu dari sekian banyak material atau benda yang bertebaran di muka bumi ini adalah batuan.
Batuan ini sangat mudah ditemukan di sekitar kita dan mempunyai bentuk yang beraneka ragam. secara umum jenis batuan dibedakan menjadi tiga yaitu batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf. Pada kesempatan ini saya akan menjelaskan pengertian batuan beku, contoh batuan beku, dan hal menarik yang perlu kita tahu tentang batuan beku ini.

A. Pengertian Batuan Beku
Batuan beku sering disebut juga batuan igneus atau dalam bahasa inggris artinya api. Batuan beku merupakan salah satu jenis batuan yang terbentuk dari magma yang membeku dengan atau tanpa proses kristalisasi dan terjadi di bawah permukaan bumi (batuan intrusif/plutonik) maupun di atas permukaan bumi (batuan ekstrusif/vulkanik).
Jadi kenapa batuan beku disebut igneus karena bahan bakunya adalah magma yang mengalami proses pembekuan

B. Contoh Batuan Beku
Ada banyak sekali contoh batuan beku hampir 700an lebih loh, agar teman-teman tidak bingung sekarang kita bahas yuk….
Berdasarkan tempat terjadinya ada 3 jenis batuan beku yaitu Batuan Beku dalam, Batuan Beku Luar, dan Batuan Beku Korok/Gang.
Gambaran Isi Artikel Contoh Batuan Beku

1. Batuan Beku Dalam
Batuan beku yang proses pembentukannya berada di dalam dapur magma atau di bawa permukaan bumi dan prosesnya secara perlahan sehingga membentuk kristal besar. Contohnya batuan granit, batuan peridotim, batuan gabro.

2.Batuan Beku Luar

Batuan beku yang proses pembentukannya berada di luar permukaan bumi yaitu saat gunung api meletus maka magma yang keluar akan membeku secara cepat akibat penurunan suhu. Proses pembekuannya bisa terjadi di udara ataupun kawah gunung karena proses pembekuannya terjadi secara cepat dan menyebabkan batuan beku jenis ini hampir tidak mengandung kristal (armorf). Contohnya batuan basalt, batuan andesit, dan batuan dacite

3. Batuan Beku Gang/Korok
Batuan beku yang proses pembekuannya di bawah permukaan bumi namun bukan di dapur magma tetapi di celah-celah antar lapisan atas permukaan bumi dan sedikit lebih cepat dalam proses pembekuannya daripada Batuan beku dalam sehingga ada yang berbentuk kristal besar dan juga kristal kecil. Contohnya batuan porfir baik itu granit porfir, porfir diorit ataupun ordinit.

C. Contoh Batuan Beku serta Manfaatnya di Sekitar Kita
Dari uraian diatas pasti teman-teman masih sedikit bingung kan contohnya ? Baiklah saya akan uraikan lagi Contoh Batuan Beku Lengkap dengan Ciri – ciri dan Manfaatnya yang sering kita dengar dan bermanfaat dalam kehidupan kita seperti :
Batu Obsidian
Salah satu jenis batuan beku yang sering disebut juga batu kaca. Batu ini mempunyai warna hitam/cokelat tua dan permukaannya halus serta mengkilap. Batu jenis ini sering digunakan untuk alat pemotong dan termasuk kedalam jenis batuan beku luar.

  • Batu Granit
Salah satu jenis batuan beku yang berbentuk butiran kasar dan semi warna warni karena ada yang berwarna putih maupun abu-abu. Batu Granit sering digunakan untuk bahan bangunan yang digunakan untuk membangun sebuah rumah, gedung, ataupun bangunan lainnya. Batu granit termasuk kedalam batuan beku dalam karena terbentuk di dalam dapur magma dan proses pembekuannya perlahan-lahan.

  • Batu Basal
Salah satu jenis batuan beku yang disebut juga batu lava yang mempunyai bentuk butiran kecil serta berwarna hijau keabu-abuan.Batu Basal juga digunakan untuk bahan bangunan dan termasuk kedalam batuan beku luar.

  • Batu Andesit
Salah satu jenis batuan beku yang mempunyai warna putih ke abu-abuan dan memiliki ciri seperti batu Basal. Batu jenis ini sering digunakan untuk pembuatan Arca atau bangunan Candi dan termasuk kedalam batuan beku luar.


  • Batu Apung

Salah satu jenis batuan beku yang memiliki ciri-ciri berwarnan cokelat bercampur abu-abu muda selain itu batu ini memliki bentuk berongga-rongga. Batuan ini sering dimanfaatkan untuk menjadi bahan penggosok atau ampelas yang digunakan untuk mengosok kayu. Batu Apung termasuk jenis batuan beku luar.

Saturday, 1 April 2017

karst

Pengertian Karst secara luas adalah bentuk bentang alam khas yang terjadi akibat proses pelarutan pada suatu kawasan batuan karbonat atau batuan mudah terlarut (umumnya formasi batu gamping) sehingga menghasilkan berbagai bentuk permukaan bumi yang unik dan menarik dengan ciri-ciri khas exokarst (di atas permukaan) dan indokarst (di bawah permukaan
             Penggunaan istilah karst secara internasional berawal dari bahasa Jerman yang diserap dari bahasa Slavia kras yang memiliki arti lahan gersang berbatu. Istilah kras diberikan untuk wilayah di Serbia, Bosnia, Herzegovina, Slovenia, Albania (dahulu Yugoslavia) yang memiliki topografi khas akibat proses pelarutan pada batuannya. Di beberapa negara penggunaan istilah bentang alam unik ini beragam misalnya karst (Jerman dan Inggris), carso (Italia), kras (negara-negara Balkan), karusuto (Jepang), atau kars (Malaysia). Sedangkan di Indonesia pernah diperkenalkan dengan istilah kras atau curing (Kamus Kebumian Purbo-Hadiwidjojo, 1994).

Dalam ilmu bumi, definisi karst adalah suatu wilayah kering, yang tidak subur/gersang dan berbatu-batu sedangkan dalam geologi, pegunungan yang terdiri dari batu gamping dan kemudian memperlihatkan bentang alam yang khas akibat adanya proses pelarutan batuannya oleh air, dinamakan morfologi karst.

Ciri-ciri Kawasan Karst
Kawasan Karst memiliki karakteristik relief dan drainase yang khas, terutama disebabkan oleh larutnya batuan yang tinggi di dalam air, jika dibandingkan dengan daerah lain. Pada kawasan ini dapat diketahui yaitu relief pada bentang alam ini berada pada daerah yang berbatuan yang mudah larut, juga dapat diketahui dengan adanya aliran sungai yang secara tiba tiba masuk tanah meninggalkan lembah kering dan muncul sebagai mata air yang besar. Pada daerah ini pola pengaliran tidak sempurna, kadang tampak, kadang hilang, yang disebut sebagai sungai bawah tanah.

Kawasan Karst merupakan kawasan yang mudah rusak. Batuan dasarnya mudah larut sehingga mudah sekali terbentuk goa-goa bawah tanah dari celah dan retakan. Mulai banyaknya permukiman penduduk yang terdapat di daerah ini akan berpengaruh terhadap tingginya tingkat pencemaran dan kerusakan lingkungan. Serta bahaya dari alam sendiri berupa bencana alam guguran batuan dan runtuhnya goa bawah tanah. 

Ciri-ciri kawasan karst antara lain:
  1. Terdapatnya sejumlah cekungan (depresi) dengan bentuk dan ukuran yang bervariasi, cekungan tersebut digenangi air atau tanpa air dengan kedalaman dan jarak yang berbeda-beda. 
  2. Bukit-bukit kecil dalam jumlah banyak yang merupakan sisi-sisi erosi akibat pelarutan kimia pada batu gamping, sehingga terbentuk bukit-bukit (conical hills). 
  3. Sungai-sungai tidak mengalami perkembangan pada permukaan. Sungai pada daerah Karst umumnya terputus-putus, hilang kedalam tanah dan begitu saja muncul dari dalam tanah. 
  4. Terdapatnya sungai-sungai di bawah permukaan, adanya goa-goa kapur pada permukaan atau di atas permukaan. 
  5. Terdapatnya endapan sedimen lumpur berwarna merah (terrarosa) yang merupakan endapan resedual akibat pelapukan batu gamping. 
  6. Permukaan yang terbuka mempunyai kenampakan yang kasar, pecah-pecah atau lubang-lubang mapun runcing-runcing (lapies)
  7. Banyaknya Stalaktit dan Stalakmit akibat dari air yang masuk ke lubang-lubang (doline) kemudian turun ke gua dan menetes dari atap gua ke dasar gua yang berubah jadi batuan.

Kawasan karst di Indonesia 
Indonesia diperkirakan memiliki kawasan batuan karbonat yang luasnya mencapai 15,4 juta hektar yang tersebar di beberapa wilayah di Indonesia mulai dari barat hingga timur. Beberapa kawasan tersebut telah dikembangkan sebagai kawasan kars bahkan telah menjadi Geopark pertama di Indonesia untuk kawasan kars Gunungsewu (Jawa Tengah – Jawa Timur) dan secara aklamasi oleh International Union of Speleoloogy dinyatakan sebagai World Natural Heritage.

Permukaan bumi 25 persen merupakan kawasan Karst, sehingga 25 persen kehidupan dunia pun tergantung pada kawasan ini. Keunikan kawasan Karst itu sendiri terletak pada fenomena melimpahnya air bawah permukaannya yang membentuk jaringan sungai bawah tanah, namun di sisi lain, kekeringan tampak di permukaan tanahnya. 

Untuk itu pengelolaan berkelanjutan kawasan karst membutuhkan prinsip-prinsip pengelolaan sumber daya alam dengan terencana, optimal, dan bertanggung jawab. Selain itu, untuk menekan laju kerusakan, diperlukan wawasan mengenai lingkungan hidup ekosistem karst secara menyeluruh. Termasuk perubahan cara pandang dari semua komponen termasuk para pengambil keputusan.



Monday, 31 August 2015

Hygrometer
Hygrometer adalah sejenis alat untuk mengukur tingkat kelembaban relatif pada suatu tempat. Biasanya alat ini ditempatkan di dalam bekas (container) penyimpanan barang yang memerlukan tahap kelembapan yang terjaga seperti dry box penyimpanan kamera. Kelembapan yang rendah akan mencegah pertumbuhan jamur yang menjadi musuh pada peralatan tersebut. Bentuk sederhana Hygrometer adalah khusus dikenal sebagai Psychrometer dan terdiri dari dua Thermometer, salah satunya termasuk umbi kering dan salah satu yang termasuk bohlam yang disimpan basah untuk mengukur suhu basah-bola lampu.

I. Kegunaan Alat dan Aplikasi
Adapun kegunaan dari Hygrometer adalah untuk mengukur kelembapan relatif (RH) dalam suatu ruangan ataupun keadaan tertentu. Hygrometer diaplikasi dalam berbagai hal untuk penelitian, pengukuran kelembapan dalam suatu area dan lainnya.
       Hygrometer terdapat dua skala, yang satu menunjukkan kelembaban yang satu menunjukkan temperatur. Cara penggunaannya dengan meletakkan di tempat yang akan diukur kelembabannya, kemudian tunggu dan bacalah skalanya. Skala kelembaban biasanya ditandai dengan huruf h dan kalau suhu dengan derajat celcius.
       Ada bentuk hygrometer lama yakni berbentuk bundar atau berupa termometer yang dipasang didinding. Cara membacanya juga sama, bisa dilihat pada raksa pada termometer yang satu untuk mengukur kelembaban dan yang lainnya mengukur suhu. Perlu diperhatikan pada saat pengukuran dengan hygrometer selama pembacaan haruslah diberi aliran udara yang berhembus kearah alat tersebut, ini dapat dilakukan dengan mengipas alat tersebut dengan secarik kertas atau kipas.
  
II. Prinsip Kerja dan Cara Pemakaian
Adapun prinsip kerja dari Hygrometer yaitu dengan menggunakan dua Thermometer. Thermometer pertama dipergunakan untuk mengukur suhu udara biasa dan yang kedua untuk mengukur suhu udara jenuh/ lembab (bagian bawah Thermometer diliputi kain/kapas yang basah). Thermometer Bola Kering membiarkan tabung air raksa dibiarkan kering sehingga akan mengukur suhu udara sebenarnya. Sedangkan Thermometer Bola Basah membuat tabung air raksa dibasahi agar suhu yang terukur adalah suhu saturasi/ titik jenuh, yaitu; suhu yang diperlukan agar uap air dapat berkondensasi.

Hygrometer terdapat dua skala, yang satu menunjukkan kelembaban yang satu menunjukkan temperatur. Cara penggunaannya dengan meletakkan di tempat yang akan diukur kelembabannya, kemudian tunggu dan bacalah skalanya. Skala kelembaban biasanya ditandai dengan huruf h dan kalau suhu dengan derajat celcius.

Monday, 7 July 2014

Prinsip-prinsip geografi

Prinsip – Prinsip Geografi

     Prinsip geografi menjadi dasar pada uraian, pengkajian, pengungkapan gejala, variabel, faktor, dan masalah geografi. Pada waktu melakukan pendekatan terhadap objek yang dipelajari, dasar atau prinsip ini harus selalu menjiwainya.


Secara teoretis, prinsip itu terdiri dari

1)  Prinsip Penyebaran

2) Prinsip Interelasi

3) Prinsip Deskripsi

4) Prinsip Korologi atau Prinsip Keruangan




A.   Prinsip Penyebaran

    Prinsip penyebaran, yaitu suatu gejala dan fakta yang tersebar tidak merata di permukaan bumi yang meliputi bentang alam, tumbuhan, hewan, dan manusia.
     
     Dengan memerhatikan dan menggambarkan penyebaran gejala dan fakta tadi dalam ruang, pengungkapan persoalan yang berkenaan dengan gejala dan fakta dapat terarah dengan baik. 
     
     Dengan melihat dan menggambarkan berbagai gejala pada peta, hubungannya satu sama lain juga dapat terungkap secara menyeluruh. Yang selanjutnya juga akan dapat meramalkan lebih lanjut.



Contoh kajian prinsip penyebaran adalah persebaran jenis tanah di Indonesia yang berbeda-beda pada setiap wilayah.




B.   Prinsip Interelasi 
      
       Dasar kedua yang digunakan untuk menelaah dan mengkaji gejala dan fakta geografi, yaitu prinsip interelasi. Prinsip interelasi ini secara lengkap adalah interelasi dalam ruang.

      Prinsip interelasi, yaitu hubungan saling terkait dalam ruang, antara gejala yang satu dengan gejala lainnya.

      Setelah pola penyebaran dan fakta geografi dalam ruang terlihat, hubungan antara faktor fisis dengan faktor fisis, faktor manusia dengan faktor manusia, faktor fisis dengan faktor manusia dapat terungkap. Melalui antarhubungan itu, pengungkapan karakteristik gejala atau fakta geografi tempat atau wilayah tertentu juga dapat dilakukan. 


Contoh kajian prinsip interelasi adalah tanah longsor terjadi akibat hutan gundul.



C.   Prinsip Deskripsi

     Prinsip Deskripsi, yaitu penjelasan lebih jauh mengenai gejala-gejala yang diselidiki/dipelajari. Deskripsi, selain disajikan dengan tulisan atau kata-kata, dapat juga dilengkapi dengan diagram, grafik, tabel, gambar, dan peta.

      Pada interelasi gejala satu dengan yang lain atau antara faktor yang satu dengan faktor yang lain, selanjutnya dapat dijelaskan sebab akibat dari interelasi tadi. Penjelasan atau deskripsi, merupakan suatu prinsip pada geografi dan studi geografi untuk memberikan gambaran lebih jauh tentang gejala dan masalah yang dipelajari.


Contoh kajian prinsip deskripsi adalah penjelasan mengenai data kependudukan suatu wilayah dilengkapi dengan tabel atau peta.



D.   Prinsip Korologi

    Prinsip korologi, yaitu gejala, fakta, ataupun masalah geografi di suatu tempat yang ditinjau sebarannya, interelasinya, interaksinya, dan integrasinya dalam ruang tertentu, karena ruang itu akam memberikan karakteristik kepada kesatuan gejala tersebut.

   Prinsip korologi, merupakan prinsip geografi yang komprehensip, karena memadukan prinsip-prinsip lainnya. Prinsip ini merupakan ciri dari geografi  modern.

      Pada prinsip korologi ini, gejala, fakta dan masalah geografi ditinjau penyebarannya interelasinya dan interaksinya dalam ruang, baik penyebaran, interelasi, dan interaksinya dalam hubungannya pada ruang tertentu. Faktor, sebab dan akibat terjadinya suatu gejala dan masalah, selalu terjadi dan tidak dapat dilepaskan dari ruang yang bersangkutan. Ruang ini memberikan karakteristik kepada kesatuan gejala, kesatuan fungsi dan kesatuan bentuk, karena ruang itu juga merupakan kesatuan.

      Dalam meninjau suatu gejala berdasarkan prinsip korologi, misalnya pertanian, selalu diperhatikan penyebarannya dalam ruang, interelasinya dengan faktor-faktor yang menunjang pertanian, dan interaksi pertanian itu dengan kehidupan pada ruang yang bersangkutan. Dengan demikian, karakteristik pertanian tersebut dapat terungkap.


Dalam geografi terdapat dua unsur pokok, yaitu
1.   Keadaaan alam
2.  Keadaan manusia

a) Keadaan alam ( realm of nature )

      Keadaan alam tidak dinamis dan tidak mengalami perubahan secara cepat bila dibandingkan dengan keadaan manusia. Keadaan alam meliputi lingkungan alam dan bentang alam. 

Pada lingkungan alam tercangkup unsur-unsur:

1.  Kekuatan, seperti rotasi bumi, revolusi bumi, gravitasi, dan perubahan cuaca

2.Proses-proses, seperti proses erosi, sedimentasi, sirkulasi air, dan gejala-gejala vulkanisme

3. Unsur-unsur fisik, topologi, dan biotik. Unsur fisik meliputi iklim, air, dan tanah. Unsur topologi meliputi luas, letak, dan bentuk. Unsur biotik meliputi flora, fauna, organisme, dan manusia

b) Keadaan manusia ( human realm )

      Keadaan manusia mengalami perubahan yang lebih cepat dan bersifat dinamis dan kreatif. Keadaan manusia meliputi lingkungan sosial, bentang alam budi daya, dan masyarakat. Lingkungan sosial seperti faktor-faktor kebiasaan, tradisi, hukum, dan kepercayaan. Sedangkan bentang alam budi daya, seperti hutan buatan, danau buatan, perkebunan, dan persawahan.

     Lingkungan geografi sangat berpengaruh terhadap pemusatan penduduk, sebaran penduduk, perilaku dan kebudayaan penduduk, serta hubungannya dengan keadaan alam sekitarnya.


Contoh kajian prinsip korologi adalah tanaman padi dapat tumbuh subur pada daerah dataran rendah yang memiliki curah hujan cukup.

Tuesday, 25 March 2014

PROSES PEMBENTUKAN MUKA BUMI (GEOMORFOLOGI)

Permukaan bumi terdiri atas berbagai bentuk dari yang datar, bergelombang atau berbukit sampai bergunung. Keragaman tersebut tidak terjadi begitu saja, melainkan melalui berbagai proses dan waktu
yang sangat lama. Berbagai bentuk tenaga bekerja untuk mengubah muka bumi, baik dari dalam bumi
maupun dari luar bumi yang dikenal dengan sebutan tenaga geologi. Tenaga dari dalam bumi mengubah
bentuk muka bumi sehingga muncul gunung, pegunungan, dan lain-lain. Selanjutnya apa yang telah
dilakukan oleh tenaga dari dalam bumi, kemudian dirombak oleh tenaga dari luar bumi oleh air, angin,
es, dan organisme sehingga nampaklah keragaman muka bumi seperti yang kita lihat sekarang.

Keragaman bentuk ketampakan alam di permukaan bumi tidak terjadi dengan sendirinya melainkan melalui suaru proses alam yang panjang. Keragaman tersebut terjadi karena adanya tenaga endogen dan eksogen yang ada di bumi. Bagaimana tenaga eksogen dan endogen membentuk kenampakan alam di bumi? Ikutilah uraian berikut dengan seksama.

1. Tenaga Endogen
Tenaga endogen adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi. Tenaga tersebut dapat dibedakan berdasarkan penyebabnya menjadi tenaga tektonik (diatropisme)vulkanik (vulkanisme) dan gempa (seisme). Ketiga tenaga inilah yang membentuk permukaan bumi sehingga permukaan bumi tampak beragam.
berikut ini gambar-gambar tenaga endogen:

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiVCjJWbx7mD6phnQ7wO-cRtlLtHp7ALDu9sEDt8kWk4UhxII-LeFz7WHQ9QzDEd-zcfIHbKSaqsUrF2yZ97hJGhcDMd2u_HwXOxYx_BZrZmS9sj935t2io_sNjKS_oRWfpKu8PDYcRcaM/s1600/subduksi_magma.jpg

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZghwJFepEJiD6eV-dSg90UQbICYPWep6qkuaCX0Bl4acT2YN3CfcFfIBpGtaa8RVH3KN4wxbu1WZ0zNZgsGjtR7eUl1QoK2r3_UoCP7Iegr1Sk2wollhrVZfJU8QLHue_jNJ6aN8MazI/s1600/sfdgfd.jpeg





2. Tenaga Eksogen 
Selain tenaga endogen, permukaan bumi juga mengalami perubahan atau perombakan oleh tenaga eksogen. Permukaan bumi yang beragam bentuk dan ketinggiannya sebagai hasil kerja tenaga endogen, kemudian akan berubah dari bentuk asalnya oleh tenaga eksogen. Contohnya, bentuk lipatan yang pada awal kejadiannya sempurna lengkungannya, kemudian akan berubah oleh tenaga eksogen sehingga bentuknya di permukaan tampak berbeda dari awal pembentukannya. 
Begitu pula dengan sesar yang awalnya tampak bidang atau garis sesar yang tegas atau jelas, kemudian akan tampak seperti jajaran perbukitan yang tumpul atau terpisah. Berbagai jenis batuan beku juga akan berubah bentuk oleh pengaruh tenaga eksogen melalui proses kimia, fisika, dan biologis.
Tenaga eksogen yang mengubah bentuk muka bumi dipengaruhi oleh tiga proses, yaitu pelapukan, erosi, dan sedimentasi. Pelapukan dapat diartikan sebagai proses penghancuran masa batuan zat penghancur. Pelapukan dapat dibedakan menjadi pelapukan kimia, fisika dan biologi.

 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhbgb_-VmFkex0XND8E1zji-23XEe9a0VXpwSnX3p5lNkRGEbs5ERYo_5hOzcHB_dIb2WZuiZivIbHENibOOHojGN4xXOhZlauGLZesE-TS0sd96dTsGqJyH7bd-QZXoae7AHG2-lQY1tM/s1600/alluvial-fan.jpeg


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi_g9-1oag_Lw6cmIcat1mTkrpNHeP6ruRcMJyz0KiJ0qvCyNfO5mj5sUtyouxna4KfKpOrgGTnF98-tCuDiNfFSQ9LWN0S9428n47kLwQXQ0XWPkc1eAsPxQ6OS8suZk-rwiKzSxrG7ZY/s1600/arizona-wave-rock-formation.jpg

Monday, 10 February 2014

macam-macam peta

Secara umum peta dibagi atas beberapa klasifikasi, sebagai berikut :
Berdasarkan Sumber Datanya 
 1.    Peta Induk (Basic Map)
Peta induk yaitu peta yang dihasilkan dari survei langsung di lapangan. Peta induk ini dapat digunakan sebagai dasar untuk pembuatan peta topografi, sehingga dapat dikatakan pula sebagai peta dasar (basic map). Peta dasar inilah yang dijadikan sebagai acuan dalam pembuatan peta-peta lainnya.
  
2.      Peta Turunan (Derived Map)
Peta turunan yaitu peta yang dibuat berdasarkan pada acuan peta yang sudah ada, sehingga tidak memerlukan survei langsung ke lapangan. Peta turunan ini tidak bisa digunakan sebagai peta dasar.
 
Berdasarkan Isi Data yang Disajikan

1.      a.  Peta Umum
Peta umum yaitu peta yang menggambarkan semua unsur topografi di permukaan bumi, baik unsur alam maupun unsur buatan manusia, serta menggambarkan keadaan relief permukaan bumi yang dipetakan. Peta umum dibagi menjadi 3, sebagai berikut.
1). Peta topografi
peta yang menggambarkan permukaan bumi lengkap dengan reliefnya. Penggambaran relief permukaan bumi ke dalam peta digambar dalam bentuk garis kontur. Garis kontur adalah garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai ketinggian yang sama.
2). Peta chorografi,
peta yang menggambarkan seluruh atau sebagian permukaan bumi yang bersifat umum, dan biasanya berskala sedang. Contoh peta chorografi adalah atlas.
Kumpulan Peta Dalam Atlas sebagian besar termasuk dalam kategori peta Chorografi
3). Peta dunia
peta umum yang berskala sangat kecil dengan cakupan wilayah yang sangat luas.
b. Peta Tematik
Peta tematik yaitu peta yang menggambarkan informasi dengan tema tertentu / khusus. Misal peta geologi, peta penggunaan lahan, peta persebaran objek wisata, peta kepadatan penduduk, dan sebagainya.
Berdasarkan Macamnya
Peta Garis
Peta garis didapat dari survei lapangan yaitu pengukuran di lapangan yang selanjutnya  dihitung dan terakhir disajikan dalam bentuk plotting pada kertas, kalkir ataupun pada drafting film.
Peta Foto
Peta foto didapat dari survei udara yaitu melakukan pemotretan lewat udara pada daerah tertentu dengan aturan fotogrametris
 
Berdasarkan Skalanya
a. Peta Kadaster/Peta Teknik
Peta Kadaster mempunyai skala sangat besar antara 1 : 100 – 1 : 5000 Peta kadaster ini sangat rinci sehingga banyak digunakan untuk keperluan teknis, misalnya untuk perencanaan jaringan jalan, jaringan air, dan sebagainya.
b. Peta Skala Besar
Peta Skala Besar mempunyai skala antara 1 : 5.000 sampai 1 : 250.000. Biasanya peta ini digunakan untuk perencanaan wilayah.
c. Peta Skala Sedang
Peta Skala Sedang mempunyai skala antara 1 : 250.000 sampai 1 : 500.000.
d. Peta Skala Kecil
Peta Skala Kecil mempunyai skala antara 1 : 500.000 sampai 1 : 1.000.000.
e. Peta Geografi/Peta Dunia
Peta Dunia mempunyai skala lebih kecil dari 1 : 1.000.000.
Berdasarkan Bentuknya
a. Peta Stasioner
Peta Stasioner menggambarkan keadaan permukaan bumi yang datanya bersifat relatif tetap (stabil). Contohnya: peta topografi, peta geologi, peta jenis tanah
b. Peta Dinamis
Peta Dinamis menggambarkan keadaan permukaan bumi yang datanya bersifat selalu berubah (dinamis). Contohnya: peta kepadatan penduduk, peta sebaran korban bencana alam, peta jaringan komunikasi.
5. Berdasar Tujuannya
a. Peta Pendidikan (Educational Map)
Contohnya: peta lokasi sekolah SLTP/SMU.
b. Peta Ilmu Pengetahuan.
Contohnya: peta arah angin, peta penduduk.
c. Peta Informasi Umum (General Information Map)
Contohnya: peta pusat perbelanjaan.
d. Peta Turis (Tourism Map)
Contohnya: peta museum, peta rute bus.
e. Peta Navigasi
Contohnya: peta penerbangan, peta pelayaran.
f. Peta Aplikasi (Technical Application Map)
Contohnya: peta penggunaan tanah, peta curah hujan.
g. Peta Perencanaan (Planning Map)
Contohnya: peta jalur hijau, peta perumahan, peta pertambangan.
terbaru
Random Post