SEJARAH SINGKAT PETA DAN PEMBUATAN PETA
ES 551 — James S. Aber
Diterjemahkan atas ijin Penulis oleh Darkono, 2008.
A. Apakah Peta itu ?
Suatu
Peta merupakan penggambaran secara grafis atau bentuk skala
(perbandingan) dari konsep mengenai bumi. Hal ini berarti bahwa peta
merupakan alat untuk menyampaikan informasi mengenai ilmu bumi. Peta
merupakan media yang
universal untuk komunikasi sehingga dapat mudah dipahami dan dimengerti
oleh setiap orang dengan mengabaikan budaya dan bahasa. Sebuah peta
merupakan kumpulan gagasan, penggambaran tunggal, konsep-konsep mengenai
ilmu bumi yang secara terus menerus mengalami perubahan (Merriam, 1996). Seperti
apa peta dahulu diketahui, pengetahuan dasar mengenai peta sama seperti
halnya filosofi. Yang mana sering terdapat perbedaan dengan pemetaan
modern. Peta adalah alat yang digunakan oleh ilmuwan mencurahkan ide-ide
dan menyampaikannya untuk generasi masa depan.
B. Perkembangan Peta
1. Periode Awal
Pemetaan
(Kartografi) merupakan ilmu dan seni dalam pembuatan peta. Pertama
kali, peta dibuat oleh bangsa Babilonia berupa lempengan berbentuk tablet dari tanah liat sekitar 2300 S.M. Pemetaan dijaman Yunani Kuno sangat maju pesat. Pada saat itu, Konsep dari Aristoteles
bahwa bumi berbentuk bola bundar telah dikenal oleh para ahli filsafat
(sekitar 350 S.M.) dan mendapat kesepakatan dari semua ahli bumi.
Pemetaan di Yunani dan Roma mencapai kejayaannya oleh Ptolemaeus
(Ptolemy, sekitar 85 – 165 M). Peta dunia yang dihasilkannya
menggambarkan dunia lama dengan pembagian Garis Lintang (Latitude)
sekitar 60° Lintang Utara (N) sampai dengan 30° Lintang Selatan (S). Dia
menulis sebuah karya besar Guide to Geography (Geographike Hyphygesis).
Dengan meninggalkan karangan yang dijadikan sebagai acuan ilmu Geografi
yang mendunia sejak jaman kebangkitannya.
2. Periode Pertengahan
Sepanjang periode pertengahan, Peta-peta wilayah Eropa didominasi dengan cara pandang agama, yang dikenal dengan peta T-O. Pada bentuk beta seperti ini, Jerusalem dilukiskan di tengah-tengah sebelah timur yang diorientasikan menuju bagian atas
peta. Penjelajahan Bangsa Viking pada abad 12 di Utara Atlantic, secara
perlahan menyatukan pemahaman mengenai bumi. Sementara itu, ilmu
kartografi terus berkembang dengan lebih praktis dan realistic di
wilayah Arab, termasuk daerah Mediterania. Tentu saja, cara pembuatan
peta masih dilukis dengan tangan, dimana penyebarannya masih sangat
dibatasi.
3. Periode Kejayaan
Penemuan
alat cetak pembuat peta semakin banyak tersedia pada abad 15. Peta pada
mulanya dicetak menggunakan papan kayu yang sudah diukir berupa peta.
Percetakan dengan menggunakan lempeng tembaga yang diukir muncul pada
abad 16 dan tetap menjadi standar pembuatan peta hingga teknik
fotografis dikembangkan. Kemajuan utama dalam pembuatan peta mendapat
perhatian sepanjang masa eksplorasi pada abad 15 dan 16. Para Pembuat
peta mendapat jawaban dari Navigation Chart yang menyajikan garis
pantai, pulau, sungai, pelabuhan dan simbol-simbol pelayaran. Termasuk
garis-garis kompas dan paduan navigasi lainnya. Peta-peta ini
membutuhkan biaya yang cukup tinggi, digunakan untuk tujuan militer dan
diplomatic hanya dimiliki oleh pemerintah sebagai dokumen rahasia
negara. Pertama
kali Peta Dunia disajikan secara utuh pada awal abad 16, meneruskan
pelayaran dari Colombus dan yang lainnya untuk mencari dunia baru.
Gerardus Mercator dari Flandes (Belgia) menjadi ahli pembuat peta
terkenal pada pertengahan abad 16. Ia mengembangkan proyeksi silindris
yang semakin luas digunakan untuk Navigation Chart dan Peta Global.
Berdasarkan pada proyeksi ini ia menerbitkan sebuah peta pada tahun
1569. banyak proyeksi peta lain yang kemudian dikembangkan.
4. Periode Modern
Peta
terus berkembang pada abad 17, 18 dan 19 secara lebih akurat dan nyata
dengan menggunakan metode-metode yang ilmiah. Banyak Negara melakukan
pemetaan sebagai program
nasional. Meskipun demikian, sebagian belahan dunia banyak yang tidak
diketahui walaupun menggunakan potret udara dengan melajutkan perjalanan
Perang Dunia II. Pemetaan Modern berdasarkan pada kombinasi
penginderaan jauh (Remote Sensing) dan pengecekan lapangan (Ground
Observation). Geographic Information Systems (GIS)
muncul pada periode 1970-80-an. GIS menggeser paradigma pembuatan peta.
Pemetaan secara tradisional (Berupa Kertas) menuju pemetaan yang
menampilkan gambar dan database secara bersamaan dengan menggunakan
Informasi geografi. Pada GIS, database, analisa dan
tampilan secara fisik dan konseptual dipisahkan dengan penanganan data
geografinya. Sistem Informasi Geografis meliputi perangkat keras
computer (Hardware), perangkat lunak (Software), data digital, Pengguna,
sistem kerja, dan instansi pengumpul data, menyimpan, menganalisa dan
menampilkan informasi georeferensi mengenai bumi (Nyerges 1993).
C. Apa itu Peta ?
Apakah
peta merupakan penggambaran bumi secara sebenarnya? Bukan! Kesalahan
pengukuran lapangan mempengaruhi ketelitian dan ketepatan. Citra satelit
dan potret udara hanya menggambarkan bagian tertentu dari gelombang
elektromagnetik tampak, karena pengaruh penghalang atmosfer dan alat
pendeteksinya. Tidak semua peta dapat menggambarkan kondisi fisik, jasad
hidup, dan bentuk kebudayaan pada wilayah yang lebih kecil. Suatu peta
hanya dapat menyajikan beberapa informasi yang terpilih, yang
ditampilkan umumnya secara simbol-simbol berdasarkan beberapa kriteria
penggolongannya. Dengan cara ini, semua peta merupakan penafsiran,
penilaian dan penyamarataan (Generalization) mengenai kondisi bumi yang
sebenarnya. Semua
peta dibuat menurut dasar asumsi tertentu, sebagai contoh datum
permukaan laut, tidak selalu benar atau teruji. Sehingga peta apapun dan
objek lain buatan manusia tanpa disadari terdapat penyimpangan,
kesalahan penyajian, bias, atau samasekali salah dan menipu. Walaupun
memiliki keterbasatan seperti ini, peta terbukti sangat bermanfaat dan
dapat menyesuaikan hingga beberapa millennium pada peradaban manusia.
Peta dengan segala bentuknya sangat penting bagi perkembangan masyarakat
yang modern.
References
-
Aber. J. S. 2004. Brief History of Maps and Cartography, www.henry-davis.com/maps.html.
-
Merriam, D. F. 1996. Kansas 19th Century Geologic Maps. Kansas Academy of Science, Transactions 99:95-114.
-
Nyerges, T.L. 1993. Understanding the scope of GIS: Its Relationship to Environmental Modeling. In Goodchild, M.F., Parks, B.O. and Steyaert, L.T. (eds.), Environmental Modeling With GIS, p. 75-93. Oxford Univ. Press, 488 p.
-
Whitfield, P. 1994. The Image Of The World: 20 Centuries Of World Maps. Pomegranate Artbooks, San Francisco, 144 p.
No comments:
Post a Comment