Saturday, 1 April 2017

karst

Pengertian Karst secara luas adalah bentuk bentang alam khas yang terjadi akibat proses pelarutan pada suatu kawasan batuan karbonat atau batuan mudah terlarut (umumnya formasi batu gamping) sehingga menghasilkan berbagai bentuk permukaan bumi yang unik dan menarik dengan ciri-ciri khas exokarst (di atas permukaan) dan indokarst (di bawah permukaan
             Penggunaan istilah karst secara internasional berawal dari bahasa Jerman yang diserap dari bahasa Slavia kras yang memiliki arti lahan gersang berbatu. Istilah kras diberikan untuk wilayah di Serbia, Bosnia, Herzegovina, Slovenia, Albania (dahulu Yugoslavia) yang memiliki topografi khas akibat proses pelarutan pada batuannya. Di beberapa negara penggunaan istilah bentang alam unik ini beragam misalnya karst (Jerman dan Inggris), carso (Italia), kras (negara-negara Balkan), karusuto (Jepang), atau kars (Malaysia). Sedangkan di Indonesia pernah diperkenalkan dengan istilah kras atau curing (Kamus Kebumian Purbo-Hadiwidjojo, 1994).

Dalam ilmu bumi, definisi karst adalah suatu wilayah kering, yang tidak subur/gersang dan berbatu-batu sedangkan dalam geologi, pegunungan yang terdiri dari batu gamping dan kemudian memperlihatkan bentang alam yang khas akibat adanya proses pelarutan batuannya oleh air, dinamakan morfologi karst.

Ciri-ciri Kawasan Karst
Kawasan Karst memiliki karakteristik relief dan drainase yang khas, terutama disebabkan oleh larutnya batuan yang tinggi di dalam air, jika dibandingkan dengan daerah lain. Pada kawasan ini dapat diketahui yaitu relief pada bentang alam ini berada pada daerah yang berbatuan yang mudah larut, juga dapat diketahui dengan adanya aliran sungai yang secara tiba tiba masuk tanah meninggalkan lembah kering dan muncul sebagai mata air yang besar. Pada daerah ini pola pengaliran tidak sempurna, kadang tampak, kadang hilang, yang disebut sebagai sungai bawah tanah.

Kawasan Karst merupakan kawasan yang mudah rusak. Batuan dasarnya mudah larut sehingga mudah sekali terbentuk goa-goa bawah tanah dari celah dan retakan. Mulai banyaknya permukiman penduduk yang terdapat di daerah ini akan berpengaruh terhadap tingginya tingkat pencemaran dan kerusakan lingkungan. Serta bahaya dari alam sendiri berupa bencana alam guguran batuan dan runtuhnya goa bawah tanah. 

Ciri-ciri kawasan karst antara lain:
  1. Terdapatnya sejumlah cekungan (depresi) dengan bentuk dan ukuran yang bervariasi, cekungan tersebut digenangi air atau tanpa air dengan kedalaman dan jarak yang berbeda-beda. 
  2. Bukit-bukit kecil dalam jumlah banyak yang merupakan sisi-sisi erosi akibat pelarutan kimia pada batu gamping, sehingga terbentuk bukit-bukit (conical hills). 
  3. Sungai-sungai tidak mengalami perkembangan pada permukaan. Sungai pada daerah Karst umumnya terputus-putus, hilang kedalam tanah dan begitu saja muncul dari dalam tanah. 
  4. Terdapatnya sungai-sungai di bawah permukaan, adanya goa-goa kapur pada permukaan atau di atas permukaan. 
  5. Terdapatnya endapan sedimen lumpur berwarna merah (terrarosa) yang merupakan endapan resedual akibat pelapukan batu gamping. 
  6. Permukaan yang terbuka mempunyai kenampakan yang kasar, pecah-pecah atau lubang-lubang mapun runcing-runcing (lapies)
  7. Banyaknya Stalaktit dan Stalakmit akibat dari air yang masuk ke lubang-lubang (doline) kemudian turun ke gua dan menetes dari atap gua ke dasar gua yang berubah jadi batuan.

Kawasan karst di Indonesia 
Indonesia diperkirakan memiliki kawasan batuan karbonat yang luasnya mencapai 15,4 juta hektar yang tersebar di beberapa wilayah di Indonesia mulai dari barat hingga timur. Beberapa kawasan tersebut telah dikembangkan sebagai kawasan kars bahkan telah menjadi Geopark pertama di Indonesia untuk kawasan kars Gunungsewu (Jawa Tengah – Jawa Timur) dan secara aklamasi oleh International Union of Speleoloogy dinyatakan sebagai World Natural Heritage.

Permukaan bumi 25 persen merupakan kawasan Karst, sehingga 25 persen kehidupan dunia pun tergantung pada kawasan ini. Keunikan kawasan Karst itu sendiri terletak pada fenomena melimpahnya air bawah permukaannya yang membentuk jaringan sungai bawah tanah, namun di sisi lain, kekeringan tampak di permukaan tanahnya. 

Untuk itu pengelolaan berkelanjutan kawasan karst membutuhkan prinsip-prinsip pengelolaan sumber daya alam dengan terencana, optimal, dan bertanggung jawab. Selain itu, untuk menekan laju kerusakan, diperlukan wawasan mengenai lingkungan hidup ekosistem karst secara menyeluruh. Termasuk perubahan cara pandang dari semua komponen termasuk para pengambil keputusan.



No comments:

Post a Comment

terbaru
Random Post